Kamis, 28 Juni 2012

Pesta Nelayan (Mandar: Mappande Sasi’)


Mappande Sasi’ merupakan bahasa mandar yang terdiri dari 2 kata yakni “mappande” dan “sasi’. Apabila diterjemakan dalam bahasa Indonesia, maka secara berturut-turut 2 kata tersebut berarti “member makan” dan “laut”. Secara istilah, Mappande Sasi’ dapat diartikan sebagai “memberi makan pada penghuni laut (mistis)”.
Mappande Sasi’ merupakan salah satu adat mandar yang sudah beberapa kali ditegaskan oleh beberapa tokoh agama di Desa Lero sebagai kegiatan musyrik. Hal tersebut diungkapkan dengan beberapa dasar yang salah satunya adalah kegiatan menghanyutkan sesajen yang dilakukan pada malam sebelum hari pemberangkatan merupakan kegiatan yang mengisyaratkan kepercayaan akan adanya penghuni laut yang berhak mengatur rezeki para nelayan. Padahal dalam Al-Quran telah ditegaskan dalam Surah Al-Ikhlas bahwa Allah merupakan Tuhan Yang Esa dan merupakan tempat bergantung umat manusia, sehingga jika salah satu kegiatan Mappande Sasi’ tetap melaksanakan penghanyutan sesajen, maka kegiatan tersebut tetap akan digolongkan sebagai salah satu kegiatan musyrik.
Kemajuan umat Islam di Desa Lero memperlihatkan kemajuan dari segi pemahaman musyrik, sebab kegiatan Mappande Sasi’ saat ini sudah tidak dilaksanakan lagi di beberapa daerah di Desa Lero seperti di Labuang, Bara’ dan sekitarnya. Sejak fatwa musyrik yang dilontarkankan oleh tokoh agama di Desa Lero, sejak itu pula di bagian tertentu di Desa Lero ini sudah menghentikan kegiatan Mappande Sasi’.
Ironis memang, meski penduduk Desa Lero 100% beragama Islam tetapi kegiatan yang sudah bertahun-tahun dikatakan musyrik ini tetap saja dilaksanakan oleh beberapa orang. Menurut pengakuan oleh beberapa orang yang masih melaksanakannya, kegiatan Mappande Sasi’ merupakan kegiatan syukuran atas rezeki dari laut yang tetap ada. Selain itu pelaksanaan kegiatan ini juga atas alasan kemeriahan. Beberapa orang mengaku senang mengikuti acara ini terutama acara pemberangkatan kapalnya sebab pada saat pemberangkatan kapal, semua kapal yang telah dihias dipenuhi oleh orang-orang dengan persediaan makanan yang boleh dibilang tidak terbatas (saking banyaknya).
Bila kegiatan Mappande Sasi’ ini diceritakan mulai dari awal hingga akhir maka secara sederhana kegiatannya terdiri atas menghias kapal atau perahu yang dilakukan pada hari sebelum hari pemberangkatan, penyediaan bekal makanan yang biasanya dilakukan bersamaan dengan penghiasan kapal, kemudian kegiatan penghanyutan sesajen dilakukan pada malam sebelum pemberangkatan kapal, pemantapan bekal dan hal-hal yang menyangkut persiapan kapal yang dilakukan sebelum jam 8 pagi, kesediaan peserta di atas kapal yang dilakukan pada jam 8 pagi, selanjutnya acara pemberangkatan kapal yang dilakukan pada jam 9.00 pagi dan terakhir adalah berlabuhnya kapal di dermaga.

Kenalan Yuk!!!

email: ilhamjafri@yahoo.com
fb: Illank Lero Migger Stain
twitter: @ilham_jafri
mig33: ilham_stain


Hidup memang kadang tak seperti yang kita inginkan, harapan bisa mendapatkan kebahagiaan malah mendapat musibah. Hal seperti ini memang sering terjadi, Untuk itu, salah satu hal bisa kita lakukan agar tidak larut dalam kesedihan adalah dengan membagi kisah itu kepada orang lain. Percaya atau tidak percaya, membagi kisah biru bisa sedikit mengobati luka yang tergores akibat hal yang kurang menyenangkan.
tapi kalau stok teman hanya terbatas bisa repot juga untuk itu kita perlu mengenal satu sama lain, melalui dunia nyata atau pun dunia maya juga seru tuh,,,Jadi gmana, uda mau kenalan?
Kenalan Yuk!!!